Jangan heran bila di Indonesia Anda sering mendengar ketiga kata di atas digunakan dalam percakapan sehari-hari, khususnya untuk penggunaan kata ‘bego‘. Bagi penutur asing hal ini dapat terdengar janggal atau membingungkan. Apakah hal ini sopan untuk digunakan?
Mungkin seperti penggunaan kata stupid yang kadang diterima oleh orang lain sebagai suatu hal yang bisa membuat dirinya tersinggung. Tergantung pada siapa lawan bicara kita. Mungkin saja bila Anda menggunakan kata stupid di kalangan teman pergaulan atau antara sesama saudara dekat, mungkin tidak akan menimbulkan masalah.
Saya pernah kehilangan seorang teman baik, hanya karena sambil bercanda saya mengatakan bahwa dirinya stupid di depan orang lain. Saya kaget karena ternyata dia sangat marah sekali. Dia tersinggung dan sulit memaafkan saya. Wah.. ternyata saya telah salah menggunakan kata itu. Mungkin karena dia wanita dan pernah bersekolah di Amerika, dia tahu betul tata krama menggunakan kata stupid. Padahal, seorang kakak sepupu saya kalau bercanda sering menggunakan kata stupid atau so silly kepada saya. Di mana saya tahu bahwa dia lahir di Itali dan besar di Amerika. So what’s wrong with the word stupid?
Nah mungkin sama dengan kata-kata ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘ tadi. Hati-hatilah bila menggunakannya di kalangan orang Indonesia. Dengan teman dekat kata ‘bego‘ mungkin masih bisa diterima. Tetapi kata-kata ‘tolol‘ dan ‘goblok‘, waah bisa menimbulkan masalah seperti yang saya alami tadi.
Kata ‘bego‘, lebih sering digunakan untuk menandakan situasi seseorang yang telah melakukan suatu tindakan bodoh. Seperti melakukan tindakan yang tidak sopan dan bodoh di muka umum, bisa dibilang sebagai orang ‘bego‘. Lebih bersifat untuk keadaan yang tidak disadari oleh pelakunya. Merokok di dalam kendaraan umum bagi sebagian orang bisa dibilang ‘bego‘ juga bisa ‘tolol‘. Sebab masih ada orang yang tidak ‘menyadari’ bahwa merokok di tempat umum yang tertutup sangat mengganggu orang lain. Bagi yang tidak sadar ya ‘bego‘, tetapi bagi yang melakukannya dengan sengaja dan tahu itu dilarang adalah ‘tolol‘ dan juga ‘goblok‘. Apalagi kalau ada tanda ‘No Smoking’.
Kalau pegawai Anda melakukan kesalahan, di dalam rapat sambil bercanda masih bisa Anda meledeknya ‘bego‘. Seperti; “Aah…bisa kirim e-mail, tetapi salah alamat, itu sih artinya kamu ‘bego‘.” Ini masih lebih ‘sopan’ dari pada Anda mengatakan dia ‘tolol‘ atau ‘goblok‘. Terutama kalau di depan forum rapat kantor. Penggunaan kata ‘tolol‘ atau ‘goblok‘ sebaiknya tidak digunakan di depan umum.
Anda bisa menggunakan kata ‘tolol‘ atau ‘goblok‘ untuk berbicara pada orang yang lebih rendah usia, status ataupun jabatannya. Kepada teman akrab juga masih boleh, tetapi kalau teman Anda seperti teman saya tadi yang mudah tersinggung, ya maaf saja. Itulah riesikonya. Sebaiknya gunakan saja kata ‘bego‘ untuk sesama teman. Hal ini sudah sangat biasa bagi kalangan remaja.
Meledek atau menasihati menggunakan kata ‘bego‘ adalah hal yang wajar bagi mereka.
Kata ‘tolol‘, tidak selalu digunakan untuk memaki. Menasihati karyawan yang bodoh sambil bercakap-cakap berdua dengannya, masih bisa Anda gunakan kata ‘tolol‘. Misalkan; “hayoo…sebagai manajer jangan ‘bego‘, saya perhatikan kamu terlalu sering melakukan ke-’tolol‘-an.” (Cmon’ as a manager, don’t be so silly, I’ve seen many times that you use to do something stupid..”) Nah kata ‘tolol‘ di sini diperhalus dengan maksud bahwa orang yang kita ajak bicara sebetulnya ya ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘. Tetapi disampaikan dengan cara yang lebih manusiawi.
Beberapa hari yang lalu, ketika jalan tol sedang ramai pada saat jam pulang kerja, sebuah mobil patroli Polisi dengan seenaknya menyalip mobil saya. Karena lalu lintas ramai, sehabis menyalip, terus dia rem mendadak. Kaget dan kesal melihat kelakuannya saya membunyikan klakson sambil memaki “Tolol…kamu..!!!” Menyadari tingkahnya yang termasuk kategori ’bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘ dia pun dengan santai melambaikan tangan tanda meminta maaf. Saya pun sadar, kalau saja sampai polisi ‘bego‘ ini lebih 'bego' lagi, kemudia marah karena saya memakinya dengan kata ‘tolol‘, saya pun akan meminta maaf. Heheheee…, tetapi itulah kata yang pantas untuk tingkahnya yang tidak sopan itu.
Ada keadaan yang sangat ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘, yang pantas saya ceritakan di sini. Bahwa saya berlangganan fasilitas internet untuk telepon selular saya. Fasilitasnya ini berbayar dengan biaya yang dipotong dari pulsa telepon saya, setiap harinya dipotong sebesar X Rupiah. Fine, internetnya bagus, pulsa dipotong juga saya sudah tahu dan wajib untuk hal itu. No problem at all.
Tetapi ada satu hal yang SANGAT mengganggu saya. Setiap malam, antara pukul 01.00 – 04.00 ada short message service (sms) dari operator tersebut yang mengatakan bahwa; “Pulsa Anda telah terpotong X Rupiah untuk penggunaan fasilitas internet bla…bla…blaaaa” Bayangkan, Anda sedang enak-enaknya tidur, ada sms yang isinya sama setiap tengah malam. Anda sudah tahu, tetapi dengan terpaksa tetap harus melihat ke telepon selular Anda untuk bisa tahu ada sms dari siapa ya..?
Kondisi ini sudah saya keluhkan (complain) ke bagian Customer Service. Bukan sekali mengeluh, tetapi 3 (tiga) kali. Tetapi operator selular yang ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘ ini tetap mengirim sms yang sama tiap tengah malam. Lebih ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘ lagi, setiap siang hari, ada sms lain lagi yang isinya; “Pastikan pulsa Anda mencukupi untuk melanjutkan fasilitas internet esok hari bla…blaaa…blaaa…” Aduuuuh…setiap hari saya terkena serangan Migrain..!!!
Ilustrasi cerita di atas sekadar memberi contoh, bagaimana sebuah Operator Selular, yang memilki Direktur, Manager sampai ke Kepala Bagian Teknik begitu pantas untuk dikatakan ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘. Mereka membuat program sms pemberitahuan di waktu orang tidur. Mungkin mereka pikir, semua pengguna internet di Indonesia itu tidak pernah tidur di malam hari. Saya tidak tahu kalau di negara Anda sudah berapa ratus ribu dolar yang bisa Anda tuntut ke mereka.
Nah, jadi kalau ada kesalahan yang sama Anda lakukan terus menerus, pasti ada kata-kata ‘bego‘, ‘tolol‘ atau ‘goblok‘, yang mungkin ditujukan ke diri Anda. Saya pernah salah makan roti memakai Bumbu Kacang (Peanut Sauce) untuk makanan Gado-Gado. Tadinya saya pikir itu adalah Selai Kacang (Peanut Butter). Pantas rasanya aneh, walaupun bentuk dan warnanya sama. Istri saya terbahak-bahak sambil meledek saya sebagai orang tua ‘bego‘.
Tadi, Office Boy di kantor, kami suruh untuk membeli makan siang. Rekan kerja saya, Pak Tri Joko pesan Sate Ayam plus Sop Kambing. Saya sendiri pesan Sate Kambing dan Sop apa saja. Pesanan untuk 4 orang. Dia bertanya; “Semua Pakai Nasi..?” Serempak kami jawab “Yaaaa Iyaaaaa laaaah..!!!.”. waktu dia kembali dan menata makan siang yang lezat itu, ternyata hasilnya semua sate plus nasi serta semua sop juga dilengkapi nasi. Nah inilah yang bisa disebut ‘bego‘. Akhirnya kami semua ‘mati kekenyangan’ karena harus menghabiskan 8 bungkus nasi. Akibatnya muka kami jadi ikut ‘bego‘ karena ngantuk….hooaaaaaacccchhh….
Andra Ramadhan Muluk
Astrologer/Writer/Speaker
Sumber: Bahasa Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar