Minggu, 31 Mei 2015

Di Mana Kesantunan?

Pada 6 April 1977, sastrawan-wartawan Mochtar Lubis menyampaikan pidato kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, yang kemudian dibukukan, dan kelak monumental karena mendeskripsikan ciri-ciri orang Indonesia, yang membuat banyak pihak terhenyak.

Dengan sikap politik dan kritiknya yang selalu galak, pemaparannya tentang ciri-ciri orang Indonesia jelas tak disukai Orde Baru yang sedang berkuasa. Akan tetapi, komponen lain masyarakat umumnya menyatakan setuju dengan deskripsi yang dikemukakan Mochtar bahwa orang Indonesia memiliki ciri-ciri berikut ini:

(1) Hipokrit, (2) Segan dan enggan bertanggung jawab, (3) Berjiwa feodal, (4) Percaya tahayul, (5) Artistik, (6) Watak Lemah, (7) Tidak hemat, cenderung boros, (8) Tidak suka kerja keras (kecuali terpaksa), (9) Cepat cemburu, (10) Suka meniru/plagiat (11) Malas, (12) Suka hidup harmonis dengan orang lain, (13) Kasih sayang orangtua kepada anak dan sebaliknya, (14) Suka hidup damai, (15) Rasa humor tinggi, dan (16) Cepat belajar, mudah dilatih bermacam keterampilan.

Dari 16 ciri di atas, terlihat ciri negatif lebih mendominasi dari ciri positif. Tetapi bahkan dalam kumpulan ciri positif orang Indonesia yang diamati cermat oleh Mochtar Lubis pun kesantunan yang kini menjadi "trending topic" sama sekali tak disinggung.

Jadi apakah:
A. Pengamatan Mochtar Lubis tidak akurat, atau sudah ketinggalan jaman?
B. Kesantunan masyarakat Indonesia sebenarnya tak sekuat dugaan masyarakat, karena itulah tak menjadi ciri positif yang disebutkan Mochtar?

Bagaimana menurut Anda?

*Sumber: Facebook Akmal Nasery Basral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...