Islam Progresif menggugat paradigma keberislaman kita untuk lebih peduli terhadap persoalan yang menindas kelas bawah. Jika diandaikan demikian, maka Islam Progresif adalah corak keberagamaan materialis. Keberagamaan yang memihak itu sah-sah saja, apalagi obyek keberpihakan ditujukan kepada rakyat yang tertindas. Melihat dengan cermat, kedatangan Islam di Jazirah Arabiyah memiliki misi yang bernafaskan progresivitas, sebagaimana rumusan teolog-teolog pembebas, di antaranya adalah Asghar Ali Engineer (1939-2013).
Ranah Maya
Banyak yang salah baca karena mereka menempatkan tekanan bukan pada BAGAIMANA membaca, melainkan pada APA yang dibaca, dan DI MANA suatu teks ditulis dan disajikan.
Minggu, 01 Januari 2017
Jumat, 23 Desember 2016
Apakah Non-Muslim Itu Kafir?
Baru-baru ini, seorang netizen dilaporkan ke polisi atas dugaan ujaran kebencian dan SARA karena menyebut pahlawan nasional non-Muslim sebagai kafir. “Di al-Qur’an, katanya, sebutan kafir untuk yang tidak beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Saya salah ikut al-Qur’an?” Demikian cuitan orang itu. Mengikuti al-Qur’an jelas tidak salah bahkan wajib bagi mukmin dan muslim. Yang salah adalah mengikuti seleranya sendiri memenggal al-Qur’an dan tidak memahaminya secara utuh berdasarkan ilmu.
Kamis, 22 Desember 2016
Telolet, Klakson, dan Ironi Jalanan Kita
Klakson berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “klazo” yang artinya “menjerit”. Ia adalah simbol teguran paling keras di jalan. Maka, jika ia masih dimodifikasi lagi agar lebih menyalak, ia tak lagi terdengar sebagai “jeritan”, tapi “umpatan”.
Fatwa MUI di Antara Maulid dan Natal
Desember tahun ini kita lalui sambil merayakan hari kelahiran dua orang besar di dunia: Nabi Muhammad dan Yesus Kristus. Hari kelahiran kedua pendiri agama besar di dunia ini, Islam dan Kristen, kita kenal sebagai Maulid dan Natal. Maulid kita rayakan pada 12 Desember lalu, sedang Natal pada 25 Desember pekan ini.
Rabu, 21 Desember 2016
Mendadak Religius Fanatik
Beberapa teman mengeluhkan pertemanannya putus, bahkan hubungan antar-anggota keluarga merenggang karena tajamnya perdebatan dan silang pendapat di grup-grup WhatsApp, Telegram, Facebook, dan media sosial lainnya terkait isu-isu seputar Ahok dan Aleppo.
Makar dan Senyum Presiden
Apa yang kami takutkan dilakukan Prabowo, dan jadi alasan kami memilih Jokowi, ternyata dilakukan Presiden Joko Widodo saat ini.
Cemburu pada Sebuah Demo
Rasanya baru kali ini aparat keamanan Indonesia menyiapkan sebuah demonstrasi dengan luar biasa. Disambut dengan hangat, meriah, dan bahkan dengan fasilitas yang serba mewah. Disiapkan tempat yang nyaman, posisi yang cocok buat ikhwan-akhwat, layanan kesehatan dan MCK cukup banyak, sigap menangani laporan masuk dan bahkan berfoto-foto “akrab” seusai rapat koordinasi persiapannya. Sungguh saya cemburu dibuatnya.
Kemungkinan Indonesia Bernasib Seperti Suriah (Bag. 2)
Keempat, Suriah juga bertetangga dengan Lebanon. Negeri kecil di pinggir Mediteranea ini juga selama puluhan tahun tenggelam dalam berbagai perang, kecil dan besar, domestik dan eksternal. Meski kecil dalam skala, negeri ini telah mengalami perang saudara yang nyaris memusnahkan negara bangsa tersebut. Tidak kurang dari seperempat warganya tewas, luka-luka atau mengungsi.
Kemungkinan Indonesia Bernasib Seperti Suriah (Bag. 1)
Hari-hari ini, di era lubernya informasi dan meriahnya media sosial, kita dapat melihat semua orang bisa serta-merta berpendapat dan selanjutnya ramai-ramai menganalisis hal sumir seperti dugaan, khayalan bahkan harapan—tiga objek yang tidak memiliki landasan objektif untuk dianalisis.
Tragedi Aleppo
Pekan-pekan ini masyarakat di beberapa negara, seperti Turki, Yordania, Kuwait hingga Inggris, turun ke jalan melakukan aksi atas nama solidaritas terhadap warga Aleppo. Aksi juga dilakukan pemerintah Qatar yang menggagalkan pesta perayaan hari nasional negerinya sebagai wujud solidaritas terhadap Aleppo.
Langganan:
Postingan (Atom)